RIBUAN ANGGOTA POLISI KECEWA DAN SAKIT HATI KARENA DPR SEBUT SANTOSO PAHLAWAN DAN CAP POLISI TERORIS YANG SEBENARNYA..


Pernyataan Ketua Panitia Khusus Rancangan Undang-undang Terorisme DPR RI Muhammad Syafii yang menyebut kalau polisi adalah teroris yang sebenarnya di Poso, serta Santoso tidak dianggap sebagai teroris, begitu melukai perasaan aparat kepolisian yang tengah bertugas di daerah itu.

 " Kami begitu menyesalkan pernyataan seperti itu. Polisi ada di Poso karena perintah negara dan menjalankan amanat undang-undang, " kata Kepala Bagian Humas Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto yang dihubungi di Palu, Selasa malam (27/7/2016).

Polisi di Poso, kata Hari, adalah representasi negara sehingga mustahil polisi menyakiti orang-orang yg tidak bersalah.

 " Jadi bila Pak Muhammad Syafii menyebutkan kalau polisi-lah teroris yang sesungguhnya di Poso, ini begitu melukai perasaan ribuan polisi yang bertugas disana, " kata Hari.

Muhammad Syafii seperti diambil sebuah harian di Kota Palu yang juga mengambil berita itu dari web site berita Republika Online, Selasa (26/7/2016), diantaranya mengatakan kalau sesudah Santoso tewas, suasana di Poso begitu aman. Itu lantaran polisi tidak lagi disana serta orang-orang di Poso tidak berasumsi kelompok Santoso sebagai teroris.

Untuk orang-orang Poso, kata Syafii, teror sesungguhnya datang dari aparat kepolisian sebab orang-orang disana menyimpan dendam yang luar biasa pada polisi akibat banyak aparat yang melakukan pelanggaran HAM berat.

Syafii juga menyebutkan kalau jenazah Santoso disambut oleh beberapa ribu orang dari beragam kelompok di Poso bahkan juga mereka membawa tulisan selamat datang syuhada sesaat di segi lain, mereka inginkan supaya aparat kepolisian angkat kaki dari kota mereka.

Hari Suprapto membantah pernyataan-pernyataan Muhammad Syafii kalau warga Poso tak inginkan polisi ada disana serta orang-orang menyimpan dendam pada polisi, walau sebenarnya demikian sebaliknya, orang-orang begitu suka dengan hadirnya polisi lantaran mereka terasa lebih aman serta tenteram untuk melakukan aktivitas keseharian.

Ia juga membantah ada ribuan warga orang menyongsong jenazah Santoso di Poso Pesisir serta membawa spanduk bertuliskan " selamat datang syuhada. Yang benar yaitu warga yang menyongsong itu cuma sekitaran 150-an orang. Itupun umumnya mereka yang penasaran ingin melihat Santoso serta mereka yang terasa terancam apabila tak ada di penguburan dan sebagian lagi petugas yang berpakaian preman.

 " Warga yang benar-benar simpatisan Santoso yang ada saat pemakaman paling-paling sekitaran 50-an orang, " katanya, " Spanduk bertuliskan selamat datang syuhada juga cuma ada satu yang diletakkan di kuburan. "

Hari berharap semuanya pihak memandang serta mengerti secara komprehensif masalah di Poso sebelum memberi pernyataan supaya bebrapa usaha berbarengan semua aparat keamanan dengan orang-orang untuk pelihara kondisi Poso yang aman serta tenteram dan toleransi akan sesegara mungkin saja meraih hasil yang dikehendaki.

Juru bicara Operasi Tinombala Poso itu juga menginginkan peran serta media untuk memberitakan beberapa hal yang konstruktif tentang hadirnya aparat Polri serta TNI untuk menumpas gerakan terorisme di Poso.

 " Saya sangka, wartawan dengan kebebasannya yang dilindungi UU serta kode etik jurnalistik mempunyai pekerjaan dan tanggung jawab yang sama juga dengan polisi serta aparat negara yang lain yaitu membuat perlindungan kebutuhan orang-orang, bangsa serta negara hingga terorisme serta pelaku teror seyogianya jadi musuh bersama-sama, " katanya. (Antara)


Sumber ; Suara. com -
RIBUAN ANGGOTA POLISI KECEWA DAN SAKIT HATI KARENA DPR SEBUT SANTOSO PAHLAWAN DAN CAP POLISI TERORIS YANG SEBENARNYA.. Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close