Dari milis wartawan kesehatan. 80% masalah kanker s3rv!ks atau kanker leher rahim diketemukan di negara berkembang. Di Indonesia sendiri terdapat 90-100 masalah kanker s3rv!ks per 100. 000 penduduk. Untuk wanita Indonesia kanker s3rv!ks dipercaya sebagai pembunuh pertama selain kanker payudara. Tingginya masalah di negara berkembang ini disebabkan oleh terbatasnya akses screening dan penyembuhan serta lambatnya perubahan virus dalam tubuh.
Kanker s3rv!ks kerapkali tidak menimbulkan tanda-tanda atau keluhan sampai hingga taraf yang telah lanjut atau kronis, hingga banyak upaya penyembuhan yang dikerjakan sudah dalam situasi terlambat. Hal ini dapat mendapat dukungan dengan anggapan umum yang salah tentang penyebab kanker s3rv!ks. Banyak golongan wanita merasa tidak berisiko lantaran mereka menjalani hidup sehat dan tidak bertukar pasangan.
Walau sebenarnya kenyataan menunjukkan kalau setiap wanita tanpa melihat usia serta latar belakang, berisiko terserang kanker s3rv!ks. Menurut dr. Ulana Said dari Yayasan Kanker Indonesia – DKI Jakarta. “Banyak wanita yang belum mengerti tentang kanker s3rv!ks. Mereka datang berobat atau mengetahui kondisinya waktu stadium lanjut. Walau sebenarnya kanker s3rv!ks dapat dihindari, misalnya dengan melakukan vaksinasi, ”.
Biaya penyembuhan kanker s3rv!ks amat mahal, mencapai ratusan juta rupiah. “Jadi lebih baik menghindar dari pada mengobati. Lakukan deteksi dini kanker s3rv!ks dengan pap smear. Bila hasil pap smear negatif, dianjurkan untuk lakukan vaksinasi supaya terhindar dari bahaya kanker s3rv!ks, ” tambah dr Ulfana. Mengingat kanker s3rv!ks umumnya berlangsung saat wanita di usia produktif, hal ini pasti menyebabkan kecemasan sendiri, terutama bila yang berkaitan juga menjadi tulang punggung perekonomian keluarga.
“Menjaga kesehatan dengan lakukan pencegahan pada penyakit termasuk juga investasi. Dengan tetaplah sehat, jadi wanita tetaplah dapat bekerja, pendapatan keluarga tidak terancam, lantaran sakit memerlukan banyak biaya, terlebih bila tidak memiliki asuransi, ” ujar M. Ichsan, perencana keuangan dari IFPI. Ichsan menambahkan, sebagai wanita bijak, telah semestinya bila berencana keuangan keluarga harus dikerjakan mulai sejak dini. “Ada dua aspek dalam berencana keuangan keluarga, yakni jangka pendek serta jangka panjang, ” tutur Ichsan.
Perencanaan keuangan jangka pendek misalnya dana darurat, sedang jangka panjang misalnya asuransi (kesehatan, pendidikan, dana pensiun). “Besaran dana darurat yang perlu ada minimum 3 kali pengeluaran bulanan. Dengan dana ini, bila seorang sakit sesaat tak ada asuransi, tidak sampai harus mengorbankan aspek investasi periode panjang, umpamanya dana pendidikan anak atau dana pensiun, ” ulas Ichsan. Dana darurat baiknya disimpan di aset likuid atau yang mudah diuangkan hingga bisa digunakan waktu diperlukan. Untuk maksud periode panjang, Ichsan menyarankan setiap orang mempunyai asuransi, misalnya asuransi kesehatan. “Asuransi ini begitu berguna bila jatuh sakit. Biaya kesehatan saat ini mahal, sedangkan sakit bisa kapan saja tanpa ada bisa kita prediksi, tetapi kita dapat antisipasi dengan mengikuti asuransi, ” katanya. Perencana keuangan ini merekomendasikan setiap keluarga mesti mempunyai biaya untuk maksud jangka panjang. “Jangan cuma pikirkan jangka pendek untuk bersenang-senang saja, ” pesannya. (medicastore) Bagaimana menurut anda?
Sumber;kresekbolong.wordpress.com

Tidak ada komentar:
Posting Komentar